Disaat sang mawar berbangga pada tajam durinya.
Temanku menyibukkan diri dengan mempertajam pisau-pisau belatinya.
Disaat temanku melirik kepadaku yang duduk terdiam.
Dia mendekatiku sambil menepuk pundakku.
"Sahabatku,kenapa terdiam?"
"Pilihlah salah satu pisau-pisau punyaku"
"Pertahankanlah dirimu dari kerasnya dunia"
Sambil tersenyum aku ucapkan terima kasih.
Diamku,mengasah pikiranku.
Andaikan mulutku berbicara tentang pemberontakan,
dia mampu menjelmd menjadi mesin pembunuh.
Yang mampu menggerakkan jutaan manusia pemusnah.
Sedangkan aku sendiri cukup melihat dari persembunyianku.
30 Desember, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar