30 Desember, 2008

Sahabatku"KEBAHAGIAAN"ku

Saat kehidupan memaksakan perpisahanku dan mengantarkanku ke pantai penantian dapat membuat aku lupa pada manis kata-katanya dan lembut senyumnya.Kesendirianku telah menjelma menjadi jari-jari kematian yang kejam merenggut leherku dan meremukkannya.kekuatan rakus yang melahap semua kekayaan jiwaku.Kehidupanku telah menjadi kegelapan malam yang menyembunyikan keindahan dibawah selimut debu.
Ketika semua terjadi,jiwaku yang lara melihat dari kesendirianku,merenung dan berduka.Aku memikirkan tentang kekuatanku yang tidak kuasa mempertahankan kebahagiaanku.Aku melamunkan sahabatku dengan sedu sedan kesedihan dan tetes air mata kepahitan.Aku memikirkan bagaimana kebahagiaan menjadi duka nestapa,ketentraman menjadi siksaan.
Begitulah jiwaku berpikir tentang kehidupan ini.Ketika jiwaku bersedih,kadang-kadang membuat aku meragukan keadilan Tuhan tentang takdir yang mesti aku jalani.Dimana kebahagiaanku terasa t'lah habis dan terlalu singkat aku lalui.Dia t'lah berlalu pergi digantikan keluasan samudera kesedihan yang terbentang dihadapanku.
Sesekali,jiwaku membisikkan lagi ke telinga ke sunyian,"Diluar segala sesuatu ada kebijaksanaan yang agung.Melahirkan kebaikan dari rahim duka nestapa dan siksaan yang sering tidak aku lihat.Dari perpisahan,duka nestapa dan siksaan,Tuhan menciptakan pengetahuan yang dalam.Yang diperoleh dari harga air mataku dan kepedihanku.Pengetahuan yang menciptakan kekuatan untuk menjalani kehidupan menuju ke dermaga kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar